Hubungan mikroorganisme dan infeksi tidak terlepas dari hubungan antara organisme sebagai tuan rumah dan mikroorganisme sebagai penumpang. Yang pertama biasa disebut inang (host) dan yang kedua dinamakan parasit karena mendapat perlindungan atau makanan dari tuan rumahnya. Bentuk hubungan dari tiap jenis tumbuhan atau hewan dengan organisme lain dalam keadaan alamiah bermacam-macam, dari yang bersifat letal, antagonisme mutual atau antibiosis sampai bersifat saling tidak acuh atau netralisme.
Bermacam-macam istilah yang sudah dikenal penggunaannya untuk menerangkan sifat hubungan ini adalah sebagai berikut.
- Komensalisme, salah satu spesies mendapat keuntungan dari hubungan ini, sedangkan yang lainnya tidak terganggu.
- Mutualisme atau simbiosis, kedua-duanya mendapat keuntungan, bahkan seringkali saling tergantung satu sama lain.
- Antagonisme atau amensalisme, salah satu spesies mengalami kerusakan dan yang lainnya tidak terganggu.
Dalam hal parasitisme, parasit itu hidup pada tubuh inang atas tanggungan inang itu. Parasitisme tidak selalu harus merusak inang dan seringkali mendekati sifat komensalisme. Istilah parasit biasanya diterapkan terhadap spesies kecil seperti kutu, cacing dan mikroorganisme (ragi, fungi, bakteri, virus, dan Amoeba).
A.
Hubungan Parasit dengan Inang
Suatu organisme
untuk menjalankan parasitisme secara baik harus sanggup hidup didalam atau pada
inang tanpa menimbulkan reaksi pada inang untuk mempertahankan diri, reaksi ini
tidak dapat diatasi oleh parasit itu. Jika dalam hubungan ini tidak tampak
kerusakan yang berarti pada inang, maka hubungan ini dapat dipandang sebagai
komensalisme dan bentuk hubungan semacam ini yang paling biasa ditemukan pada
hubungan antara manusia dan mikroorganisme. Jika inang memberikan reaksi yang
keras karena masuknya parasit tersebut, maka dapat terjadi tiga kemungkinan
sebagai jalan ke luar dari hubungan itu (a) Parasit dapat terbunuh atau dikeluarkan, (b) Inangnya terbunuh, (c) Sifat invasi & patogenesis dari parasit dengan
mekanisme pertahanan inang mencapai keseimbangan.
Dalam hal yang
disebut terakhir, parasit dan inang hidup dalam “koeksistensi damai”
atau dalam keadaan “gencatan
senjata”. Jika keseimbangan ini terganggu masing-masing merupakan “aggressor yang
potensial” bagi yang lain.
Infeksi terjadi
bila parasit sanggup menyusup atau melalui batas pertahanan inang dan hidup
didalamnya. Infeksi tidak selalu harus menghasilkan penyakit. Jika pada inang
itu jelas tampak dan dirasakan adanya kerusakan oleh parasit itu, terjadilah
penyakit dan parasit ini disebut patogen
primer.
Suatu parasit
dapat langsung menyusup atau menembus mekanisme pertahanan normal suatu badan
yang sensitif dan sehat serta menimbulkan suatu infeksi, tanpa bantuan apa-apa.
Ada pula yang hanya dapat melalui mekanisme pertahanan normal itu karena alat
pertahanan itu telah lebih dahulu dirusak oleh sebab lain, sehingga parasit
menggunakan kesempatan ini (oportunis) menginfeksi inang (tua usia, luka, lama
menderita sakit keracunan). Dalam hal ini parasit itu disebut patogen sekunder, misalnya
stafilokokus yang normal ditemukan dalam hidung dan kulit orang sehat. Jika
organisme ini dapat kesempatan masuk kedalam aliran darah atau jaringan dalam,
dapat menghasilkan infeksi yang serius.
Dalam hubungan inang-parasit, tidak berarti bahwa
parasit ini harus selalu merusak inang. Sebaliknya banyak interaksi antara
inang-parasit tidak menghasilkan penyakit, jadi infeksi itu tetap laten atau
biasa disebut infeksi subklinis.
Hubungan antara
parasit dan inang ditentukan oleh kedua pihak, dari parasite menginginkan
tempat hidup dan merusak inang dan inangnya sendiri berusaha dengan segala
mekanisme pertahanannya untuk melawan proses tersebut.
Diantara
sifat-sifat yang dibawa parasit itu ialah infektivitas, daya invasi, patogenesis, dan toksigenitas.
Jika kerusakan yang ditimbulkan oleh parasit itu sudah cukup besar maka
menimbulkan gangguan pada inang sehingga timbul apa yang dinamakan penyakit.
B.
Infeksi
Infeksi adalah proses masuknya parasit dan
mengadakan hubungan dengan inang. Infeksi terjadi bila parasit itu sanggup
mengadakan penetrasi atau melalui tanggul pertahanan inang dan hidup
didalamnya. Faktor-faktor utama yang menyebabkan dapat terjadinya infeksi
adalah sebagai berikut.
1.
Tempat masuk parasit kedalam inang
Biasanya disebut “fortal of entry”, adalah saluran
pernapasan (mulut dan hidung), saluran gastrointestinal dan pecahan pada
selaput lendir superfisial dan kulit. Beberapa jenis parasit dapat menembus
selaput lendir atau kulit yang utuh, ada juga yang dimasukkan oleh Arthropoda
melalui lapisan-lapisan yang utuh langsung kedalam saluran getah bening atau
aliran darah.
2.
Penempatan dan multiplikasi parasit dalam tubuh inang
Dari portal of
entry parasit itu dapat segera menyebar melalui jaringan atau melalui saluran
getah bening (lymph) masuk kedalam aliran darah, yang selanjutnya disebarkan
secara luas, sehingga parasit itu dapat mencapai tempat khusus untuk
bermultiplikasi. Susunan biokimia dari lingkungan dalam jaringan ini menentukan
kesensitifan atau resistensi dari inang terhadap parasit itu. Tetapi meskipun
terjadi infeksi sangat penting untuk diperhatikan bagi ilmu kedokteran, tetapi
ada dua syarat lain untuk kelangsungan hidup bagi parasit itu, yaitu tempat ke
luar (portal of exit) dari inang yang
cocok dan suatu mekanisme untuk transmisi ke inang yang baru.
Sumber : Koes Irianto. 2006. Mikrobiologi (menguak dunia mikroorganisme). Bandung: Yrama Widya. Hal 110-112
Belum ada tanggapan untuk " HUBUNGAN PARASIT DENGAN INANG DAN INFEKSI "
Post a Comment