Proses
Pengawetan pada Pisces
1. Lihat ukuran ikan yang akan diawetkan
secara basah. Jika kecil, cukup langsung masukkan ke dalam alkohol 70 % dan
disimpan kedalam wadah yang kedap uap alkohol.
2. Jika ukurannya besar, suntikkan formalin
ke dalam ikan tersebut secukupnya dan menyeluruh.
3. Diamkan Selama 1 hari dan bilas dengan air
bersih, kemudian masukkan kedalam alkohol 70 % dan wadah yang sesuai dengan
ukuran ikan.
4. Agar pengawetan maksimal, ganti alkohol
setiap 3 bulan sekali atau setelah alcohol menjadi berwarna kuning kecoklatan.
Proses
Pengawetan pada Amphibi
1. Lihat ukuran amphibi yang akan diawetkan
secara basah. Jika kecil, cukup langsung masukkan ke dalam alkohol 70 % dan
disimpan kedalam wadah yang kedap uap alkohol.
2.
Jika ukurannya besar, suntikkan formalin
4% ke amphibi tersebut secukupnya dan menyeluruh.
3. Diamkan Selama 1 hari dan bilas dengan air
bersih, kemudian masukkan kedalam alkohol 70 % dan wadah yang sesuai dengan
ukuran amphibi.
4. Agar pengawetan maksimal, ganti alkohol
setiap 3 bulan sekali atau setelah alkohol menjadi berwarna kuning kecoklatan.
Proses
Pengawetan pada Reptil
Pengawetan spesimen pada reptil dibagi
menjadi 2, yaitu :
a.
Spesimen basah
b.
Spesimen kering ( taksidermi ).
“taksidermi”
berasal dari bahasa Yunani. “taksi” artinya perawatan, “dermis” artinya kulit.
Taksidermi
dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
-
Taksidermi ilmiah sederhana
Pada taksidermi sederhana, mata tidak
dapat diawetkan, sehingga diganti dengan replika. Rambut specimen tetap asli,
termasuk warnanya.
-
Taksidermi dekorasi
Hewan dibuat seolah-olah sedang
melakukan sesuatu/ berekspresi.
Proses taksidermi ilmiah :
1.
Setelah proses penangkapan di lapangan,
segera suntik formalin.
Alkohol
yang disuntikkan kadar 40%, tidak murni dan dicampur dengan akuades.
Perbandingan formalin dan akuades adalah 1 : 4. Lakukan penyuntikan di bagian
perut, kepala, dan dekat ekor.
2.
Lakukan pembedahan di bagian perut.
Pembedahan
ini dilakukan untuk memperoleh hati spesimen jika akan digunakan dalam uji/
penelitian DNA. Masukkan hati ke dalam botol tubel yang telah diisi alkohol.
Proses pengambilan hati ini dilakukan sebelum disuntik formalin. Lengkapi
dengan nomor lapangan untuk identifikasi.
Potong
bagian siku-sikunya. Organ dalam (karkas) direndam dalam alkohol 70% jika
sewaktu-waktu akan digunakan untuk penelitian lain, misalnya parasitologi.
3. Cuci spesimen, rendam dalam air selama
satu hari satu malam agar kulit tidak keras dan mudah dibentuk.
4. Isi bagian dalam perut specimen dengan
borak, garam, kapur barus, dan kapas dalam keadaan basah. Beri ekor di bagian
kawat. Jahit bagian perut, bentangkan, dan angin-anginkan selama 1-2 minggu.
Jangan jemur di bawah matahari karena dapat menyebabkan berubahnya warna
rambut.
5.
Setelah dua minggu, rapikan, dan masukkan
ke dalam freezer, angin-anginkan lagi selama 2 hari.
6.
Masukkan spesimen ke dalam plastik jika
akan digunakan untuk koleksi di blok cabinet.
7.
Lengkapi spesimen dengan identitas,
meliputi :
-
Tanggal
-
Nomer lapangan
-
Nama latin
-
Pengkoleksi
-
Asal
-
Umur ( anak-anak atau dewasa )
-
Jenis kelamin ( jantan atau betina )
-
Ukuran ( berat, tinggi, dalam keadaan
segar )
8.
Untuk perawatan, tiap 2 atau 3 bulan
sekali beri kapur barus dan diamkan selama satu hari. Sikat rambut untuk
menghilangkan kutu.
Proses
Pengawetan pada Aves
1.
Untuk dijadikan specimen, pilih hewan yang
dalam kondisi bagus.
Bulu
lengkap, tidak dalam keadaan kawin, mengerami, atau perkembangan dari kecil ke
dewasa.
2.
Tangkap dengan hati-hati.
Kolektor
harus dapat mengenali dan membedakan anakan, remaja, dan dewasa. Penangkapan
dapat menggunakan jarring, perangkap getah, sangkar, atau ditembak. Jika
penangkapan menggunakan jarring, hati-hati dalam ekstraksi, agar bulu tidak
tersangkut. Jika menggunakan perangkap getah, sisa getah harus dapat
dibersihkan secara sempurna. Jika menggunakan tembak, ukuran peluru harus
disesuaikan dan bercak darah tidak boleh tertinggal.
3.
Lakukan proses pengawetan secara langsung
agar warna bulu asli tetap terjaga.
Jangan
menyimpan specimen aves dalam cairan kimia, karena dapat melunturkan pigmen
warna. Untuk sementara, masukkan aves ke dalam freezer atau ice box.
4.
Lakukan pembedahan, jika yang diperlukan
untuk specimen kering hanya kulitnya.
Buang
bagian isi/ jeroan aves, karena dapat menyebabkan proses pembusukan. Prosesnya
meliputi membedah, menguliti, dan meremukkan tulang-tulang. Untuk proses ini,
diperlukan preparator yang berpengalaman. Intensitas bulu yang rontok dan
pengulitan yang hamper bersih dapat mencirikan jam terbang preparator tersebut.
Preparator ahli, biasanya dicirikan dengan sedikitnya intensitas bulu yang rontok
dan sisa daging yang hamper bersih. Penggunaan atau tidaknya bahan kimia dalam
proses ini tidak masalah.
5.
Pengeringan.
Pengeringan
menggunakan oven atau matahari. Pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan
serangga yang dapat merusak spesimen.
6.
Masukkan ke dalam freezer.
7.
Spesimen dibungkus plastik bening tebal
dan dapat digantung di lemari spesimen.
8.
Suhu ruangan harus dijaga, di bawah 23
derajat Celcius.
Proses
Pengawetan pada Mamalia
Pengawetan spesimen pada mamalia dibagi
menjadi 2, yaitu :
a. Spesimen
basah
b. Spesimen
kering ( taksidermi ).
“taksidermi”
berasal dari bahasa Yunani. “taksi” artinya perawatan, “dermis” artinya kulit.
Taksidermi
dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
-
Taksidermi ilmiah sederhana
Pada taksidermi sederhana, mata tidak
dapat diawetkan, sehingga diganti dengan replika. Rambut specimen tetap asli,
termasuk warnanya.
-
Taksidermi dekorasi
Hewan dibuat seolah-olah sedang
melakukan sesuatu/ berekspresi.
Proses taksidermi ilmiah :
a.
Setelah proses penangkapan di lapangan,
segera suntik formalin.
Jika
penanganan dimulai setelah satu jam, akan banyak bulu yang rontok. Alkohol yang
disuntikkan kadar 40%, tidak murni dan dicampur dengan akuades. Perbandingan
formalin dan akuades adalah 1 : 4. Lakukan penyuntikan di bagian perut, kepala,
dan dekat ekor.
b.
Lakukan pembedahan di bagian perut.
Pembedahan
ini dilakukan untuk memperoleh hati spesimen jika akan digunakan dalam uji/
penelitian DNA. Masukkan hati ke dalam botol tubel yang telah diisi alkohol.
Proses pengambilan hati ini dilakukan sebelum disuntik formalin. Lengkapi
dengan nomor lapangan untuk identifikasi.
Potong
bagian siku-sikunya. Organ dalam (karkas) direndam dalam alkohol 70% jika
sewaktu-waktu akan digunakan untuk penelitian lain, misalnya parasitologi.
c.
Cuci spesimen, rendam dalam air selama
satu hari satu malam agar kulit tidak keras dan mudah dibentuk.
d.
Isi bagian dalam perut specimen dengan
borak, garam, kapur barus, dan kapas dalam keadaan basah. Beri ekor di bagian
kawat. Jahit bagian perut, bentangkan, dan angin-anginkan selama 1-2 minggu.
Jangan jemur di bawah matahari karena dapat menyebabkan berubahnya warna rambut.
e.
Setelah dua minggu, rapikan, dan masukkan
ke dalam freezer, angin-anginkan lagi selama 2 hari.
f.
Masukkan spesimen ke dalam plastik jika
akan digunakan untuk koleksi di blok kabinet.
g.
Lengkapi spesimen dengan identitas,
meliputi :
-
Tanggal
-
Nomer lapangan
-
Nama latin
-
Pengkoleksi
-
Asal
-
Umur ( anak-anak atau dewasa )
-
Jenis kelamin ( jantan atau betina )
-
Ukuran ( berat, tinggi, dalam keadaan
segar )
h.
Untuk perawatan, tiap 2 atau 3 bulan
sekali beri kapur barus dan diamkan selama satu hari. Sikat rambut untuk
menghilangkan kutu.
Belum ada tanggapan untuk " PROSES PENGAWETAN PADA PISCES, AMPHIBI, REPTIL, AVES, DAN MAMALIA "
Post a Comment