Sumber gambar : https://counselingrx.files.wordpress.com/2016/01/bulimia-bergen-county-nj.jpg?w=705&h=435&crop=1
Bulimia nervosa adalah gangguan yang dicirikan dengan
pola makan yang berlebihan diikuti dengan tindakan merangsang untuk memuntahkan
makanan yang telah dimakan, diet ketat dan puasa, latihan atau olahraga keras,
penggunaan pencahar.
Bulimia nervosa dialami biasanya oleh wanita usia muda,
lajang, sosial ekonomi kelas menengah. Biasanya terjadi sebagai respon terhadap
kecemasan peningkatan berat badan, stress, depresi, dan gangguan fisik seperti
tumor pada hipotalamus.
Ada berbagai faktor yang memicu terjadinya bulimia
nervosa, yaitu :
1.
Faktor sosialcultural
Adanya dampak tekanan sosial
dan harapan dari masyarakat pada wanita usia muda tentang penampilan berat
badan, diduga dapat menjadi pemicu wanita usia muda mengalami ketidakpuasan
terhadap bentuk tubuhnya. Sebagai dampak dari ketidakpuasan terhadap bentuk
tubuh, wanita muda akan melakukan mencapai standar kurus yang tidak realistik.
2.
Faktor psikososial
3.
Faktor keluarga
Kurangnya perhatian orang
tua terhadap anak remaja, perasaan tidak bahagia terhadap peran keluarga,
tuntutan orang tua tentang berat badan dapat membuat anak remaja melakukan
penolakan makan sebagai salah satu cara untuk menghukum orang tua.
4.
Faktor biologis
Diduga menurunnya kadar neurotransmitter
serotonin dan kurangnya sensivitas reseptor serotonin di otak dapat menyebabkan
timbulnya episode makan berlebih pada penderita bulimia nervosa.
Tanda dan gejala bulimia
nervosa adalah :
1.
Rasa khawatir yang besar akan bertambahnya
berat badan.
2.
Makan dan minum secara berlebihan dan
tidak terkontrol, namun segera setelah itu akan dirangsang untuk muntah. Tindakan
lain yang dilakukan adalah menggunakan laksatif, diuretik, menahan rasa lapar,
diet atau melakukan olahraga secara berlebihan.
3.
Gangguan pada esofagus akibat iritasi oleh
muntah.
4.
Buang air besar secara tidak teratur
akibat penggunaan laksatif yang tidak terkontrol.
Berdasarkan kriteria DSM
IV 307.1 (Diagnostik and statistic manual
of mental disorders), bulimia nervosa :
1.
Episode makan berlebihan yang berulang.
2.
Selama makan berlebihan ada perasaan takut
untuk tidak dapat berhenti makan.
3.
Merangsang diri secara teratur untuk
muntah, menggunakan laksatif, diet ketat atau puasa.
4.
Rata-rata terjadi minimal 2 kali perminggu
episode makan berlebihan dalam minimal 3 bulan.
Menurut PPDGJ III,
bulimia nervosa merupakan perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis
dan faktor fisik, digolongkan (F50, gangguan makan : F50.2) dengan kriteria :
1.
Terdapat perokupasi yang menetap untuk
makan dan ketagihan (craving) terhadap
makanan yang tidak bisa dilawan, penderita tidak berdaya terhadap datangnya
episode makan berlebihan, dimana makanan dalam jumlah yang besar dimakan dalam
waktu singkat.
2.
Pasien berusaha melawan efek kegemukan
dengan salahs atu cara atau lebih seperti merangsang muntah sendiri,
menggunakan pencahar secara berlebihan, puasa berkala, memakai obat-obatan
penekan nafsu makan, sediaan tiroid atau diuretik. Jika terjadi pada penderita
diabetes, mereka akan mengabaikan pengobatan insulinnya.
3.
Gejala psikopatologi terdiri atas
ketakutan yang luar biasa akan kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan
yang ketat dari ambang berat badannya sangat di bawah berat badan sebelum sakit
yang dianggap berat badan sehat atau optimal. Seringkali, tetapi tidak selalu,
ada riwayat episode anoreksia nervosa sebelumnya, interval antara kedua
gangguan tersebut berkisar antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Episode
sebelumnya ini dapat terungkap atau dalam bentuk ringan yang tersembunyi dengan
kehilangan berat badan yang sedang dan/ atau suatu fase sementara dari amenore.
Sumber : Susanti Niman.
2013. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan. Jakarta : CV Trans Info Media.
Belum ada tanggapan untuk " BULIMIA NERVOSA "
Post a Comment