ANOREKSIA NERVOSA

            Anoreksia adalah tidak ada keinginan untuk makan. Orang yang mengalami anoreksia tidak memiliki ketertarikan pada semua jenis makanan dan terikat hanya pada pengontrolan berat badan, selalu berupaya untuk buang air besar secara rutin setiap hari meskipun intake makanan tidak adequate. Orang yang mengalami anoreksia nervosa terkadang menggunakan laksatif secara berlebihan sehingga mengalami ketidakseimbangan cairan elektrolit dan defisiensi nutrien.
            Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan secara sukarela, gangguan ini melibatkan komponen psikologis, sosiologis, dan fisiologis. Anoreksia nervosa merupakan gangguan yang terjadi secara kronik. Gangguan anoreksia nervosa lebih banyak dialami oleh wanita muda yang masih lajang. Kejadian anoreksia berkisar antara 0,5-1% dari keseluruhan populasi wanita usia 13-20 tahun.
Tanda dan gejala anoreksia nervosa antara lain :
1.        Penurunan berat badan < 85 % berat badan normal.
2.        Gangguan body image (persepsi negative terhadap body image).
3.        Gangguan fisik akibat kekurangan nutrisi.
4.        Kecemasan terhadap menjadi gemuk.
5.        Ditemukan perilaku manipulative, depresi, gangguan mental.
6.        Perubahan pola menstruasi pada wanita bahkan cenderung amenorrhea.
7.        Osteoporosis.
8.        Anemia, BMR rendah, gula darah rendah dan hipotensi.
Berdasarkan kriteria DSM IV 307.1 (Diagnostik and Statistik Manual of Mental Disorders), anoreksia nervosa :
1.        Ketakutan yang amat sangat akan menjadi gemuk, ketakutan tersebut tidak akan berkurang meskipun berat badan turun.
2.        Gangguan dalam pandangan tentang berat, ukuran atau bentuk tubuh.
3.        Menolak untuk mempertahankan berat badan diatas berat badan normal minimal sesuai dengan usia dan tinggi badan.
4.        Pada wanita, tidak mengalami siklus menstruasi paling tidak tiga kali berturut-turut (amenorrhea primer atau sekunder).
Terapi yang dilakukan untuk klien yang mengalami anoreksia nervosa berupa psikoterapi dan pengaturan diet. Seperti yang dikutip dari http://www.kompasiana.com tanggal 12 mei 2016, untuk contoh kasusnya terjadi pada Lynne, 24 tahun, dikirm ke bangsal psikiatri sebuah rumah sakit umum untuk mendapatkan penangan terhadap anoreksia nervosa. Meskipun ia tidak merasa ada yang salah dengan dirinya, orang, orang tuanya telah berkonsultasi dengan seorang psikiater, dan mereka bertiga memberinya pilihan untuk dirawat di rumah sakit atas keinginan sendiri atau dirawat dengan paksa. Saat itu berat badan Lynne hanya sekitar 35kg dengan tinggi sekitar 165cm. ia tidak mengalami menstruasi selama tiga tahun dan memiliki berbagai masalah kesehatan atau hipotensi (tekanan darah rendah yang tidak normal), denyut jantung yang tidak teratur dan sangat rendahnya kadar potassium dan kalsium. Lynne mengalami beberapa episode penurunan berat badan yang dramatis, dimulai pada usia 18 tahun ketika ia mengalami perceraian dalam perkawinannya yang pertama. Namun, tidak satu pun dari berbagai episode sebelumnya yang separah episode saat ii, dan ia belum pernah dirawat sebelumnya. Ia sangat takut menjadi gemuk dan meskipun ia tidak pernah benar-benar mengalami kelebihan berat badan, ia merasa pantat dan perutnya terlalu besar. (ia tetap merasa demikian meskipun berat badannya hanya 35kg). selama periode penurunan berat badan ia sangat membatasi asupan makanan dan minum obat pencahar secara berlebihan. Kadang-kadang ia mengalami episode makan berlebihan, yang biasanya kemudian dengan sengaja dimuntahkan agar berat badannya tidak akan bertambah sedikit pun.


Sumber : Susanti Niman. 2013. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan. Jakarta : CV Trans Info Media. Hal 156-157.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk " ANOREKSIA NERVOSA "

Post a Comment

UA-77170162-1